Selasa, 19 Maret 2013

Ingat, Kematian, Pasti

Rasulullah SAW bersabda:  

"Perbanyaklah olehmu mengingat-ingat kepada sesuatu yang melenyapkan segala macam kelezatan, yaitu kematian.” (HR. Turmudzi).

Kematian adalah hal yang pasti bagi setiap manusia, meningatnya adalah salah satu obat kegelisahan dan kegundahan bagi orang beriman. Dan salah satu racun dunia, adalah terlalu mencintainya, mencintai dunia.

Menurut para ulama hadits di atas adalah sebuah kalimat yang singkat, tetapi sarat dengan pesan dan pelajaran. Orang yang benar-benar ingat kematian, dengan sendirinya akan sadar tentang hakikat nikmat yang tengah dirasakannya di dunia. Sehingga ia tidak akan banyak berharap nikmat itu akan abadi di masa datang, dan ia akan bersikap zuhud terhadap apa yang diharapkan daripadanya. 

Allah berfirman,

بَلْ تُؤْثِرُونَ الْحَيَاةَ الدُّنْيَا (16) وَالْآَخِرَةُ خَيْرٌ وَأَبْقَى (17)

Tetapi kamu (orang-orang kafir) memilih kehidupan duniawi. Sedang kehidupan akhirat adalah lebih baik dan lebih kekal.” (QS. Al A’laa: 16-17)


Jika kita lihat pengertian zuhud yang lebih bagus dan mencakup setiap pengertian zuhud yang disampaikan oleh para ulama, maka pengertian yang sangat bagus adalah yang disampaikan oleh Abu Sulaiman Ad Daroni. Beliau mengatakan, “Para ulama berselisih paham tentang makna zuhud di Irak. Di antara mereka ada yang mengatakan bahwa zuhud adalah enggan bergaul dengan manusia. Ada pula yang mengatakan, “Zuhud adalah meninggalkan berbagai macam syahwat.” Ada pula yang memberikan pengertian, “Zuhud adalah meninggalkan rasa kenyang” Namun definisi-definisi ini saling mendekati. Aku sendiri berpendapat,


أَنَّ الزُهْدَ فِي تَرْكِ مَا يُشْغِلُكَ عَنِ اللهِ

“Zuhud adalah meninggalkan berbagai hal yang dapat melalaikan dari mengingat Allah.[2]
 
Ibnu Rajab Al Hambali mengatakan, “Definisi zuhud dari Abu Sulaiman ini amatlah bagus. Definisi telah mencakup seluruh definisi, pembagian dan macam-macam zuhud.” [1]

Jika bisnis yang dijalani malah lebih menyibukkan pada dunia sehingga lalai dari kewajiban shalat, maka sikap zuhud adalah meninggalkannya. Begitu pula jika permainan yang menghibur diri begitu berlebihan dan malah melalaikan dari Allah, maka sikap zuhud adalah meninggalkannya. Demikian pengertian zuhud yang amat luas cakupan maknanya.

Sebagaimana sudah ditegaskan bahwa dunia itu tidak tercela secara mutlak. Namun sebagian orang masih salah paham dengan pengertian zuhud. Jika kita perhatikan pengertian zuhud yang disampaikan di atas, tidaklah kita temukan bahwa zuhud dimaksudkan dengan hidup miskin, enggan mencari nafkah dan hidup penuh menderita. Zuhud adalah perbuatan hati. Oleh karenanya, tidak hanya sekedar memperhatikan keadaan lahiriyah, lalu seseorang bisa dinilai sebagai orang yang zuhud. Jika ada ciri-ciri zuhud sebagaimana yang telah diutarakan di atas, itulah zuhud yang sebenarnya. Berikut satu kisah yang bisa jadi pelajaran bagi kita dalam memahami arti zuhud.
Abul ‘Abbas As Siroj, ia berkata bahwa ia mendengar Ibrahim bin Basyar, ia berkata bahwa ‘Ali bin Fudhail berkata, ia berkata bahwa ayahnya (Fudhail bin ‘Iyadh) berkata pada Ibnul Mubarok,

أنت تأمرنا بالزهد والتقلل، والبلغة، ونراك تأتي بالبضائع، كيف ذا ؟

“Engkau memerintahkan kami untuk zuhud, sederhana dalam harta, hidup yang sepadan (tidak kurang tidak lebih). Namun kami melihat engkau memiliki banyak harta. Mengapa bisa begitu?”
Ibnul Mubarok mengatakan,

يا أبا علي، إنما أفعل ذا لاصون وجهي، وأكرم عرضي، وأستعين به على طاعة ربي.

“Wahai Abu ‘Ali (yaitu Fudhail bin ‘Iyadh). Sesungguhnya hidupku seperti ini hanya untuk menjaga wajahku dari ‘aib (meminta-minta). Juga aku bekerja untuk memuliakan kehormatanku. Aku pun bekerja agar bisa membantuku untuk taat pada Rabbku”.[11] 

Tentang zuhud tidak berarti hidup miskin juga diceritakan dengan lebih jelas dalam posting saya berjudul Zuhudnya Sang Nelayan, yang isinya diambil dari sebuah buku berjudul "Cinta Bagai Anggur".

Imam al-Qurtubi mengatakan bahwa, hadis Nabi SAW tersebut merupakan nasihat sekaligus peringatan. Bahwasanya mengingat mati itu perintah, sebab orang yang teringat kematian dengan sebenarnya pasti akan mengurangi sifat-sifat tamaknya terhadap dunia dan menghalanginya untuk berangan-angan yang tak berujung.

Mudah-mudahan kita termasuk orang-orang yang berbuat kebaikan di dunia, dan bukan orang-orang tamak, cinta dunia, dan berangan-angan tanpa henti terhadapnya.

"Man, because he sacrifices health in order to make money. Then he sacrifices money to recuperate health. And then he is so anxious about the future that he does not enjoy the present; the result being that he does not live in the present or the future; he lives as if he is never going to die, and then he dies having never really lived."
 The Dalai Lama, supposedly, when asked what 'surprises him the most' — this seems derived from the work of an unknown author circulated as "An Interview with God…"

sumber-sumber:

http://www.hidayatullah.com/read/18813/12/09/2011/mengingat-mati,-cara-efektif-tundukkan-nafsu.html

http://www.penerbitakbar.com/tazkiyatun-nafs/64-ingat-mati-dan-persiapan-menyambutnya

http://annajiyah.or.id/berita-120-memahami-arti-zuhud.html

http://en.wikiquote.org/wiki/Talk:Tenzin_Gyatso,_14th_Dalai_Lama 





Zuhudnya Sang Nelayan

Cerita berikut ini diambil tanpa perubahan dari buku "Cinta Bagai Anggur", karya Syaikh Muzaffer Ozak yang dikompilasi oleh Syaikh Ragip Frager. Sungguh, klimaks cerita ini terdapat di akhir.

Ibnu 'Arabi, yang di kalangan para akademisi sering digelari as-Syaikh al-Akbar, semasa perjalanannya di Tunisia pernah bertemu dengan seorang nelayan pengabdi Tuhan yang memilih untuk menjalani cara hidup yang sangat sederhana. Nelayan itu tinggal di sebuah gubuk yang terbuat dari lumpur kering. Setiap hari ia melaut dengan perahunya untuk menangkap ikan dan seluruh tangkapannya hari itu akan ia sedekahkan kepada orang-orang miskin. Ia sendiri hanya mengambil sepotong kepala ikan untuk direbus, sebagai makan malamnya yang sangat sederhana.

Nelayan itu kemudian belajar kepada Ibnu'arabi, dan selang berlalunya waktu ia sendiri pun ternyata menjadi seorang syaikh. Kemudian, pada suatu ketika, salah seorang murid dari nellayan itu harus mengadakan perjalanan ke Spanyol. Nelayan itu lalu meminta muridnya menemui Ibnu 'Arabi untuk memintakan nasihat bagi dirinya. Sang nelayan, yang merasa bahwa telah bertahun-tahun ini perkembangan jiwanya tidak lagi mengalami kemajuan, membutuhkan nasihat dari Ibnu'arabi.

Ketika si murid sampai di kota tempat tinggal Ibnu'Arabi, segera ia menanyakan tepat di mana ia bisa menemui beliau. Orang-orang di kota menunjuk ke puncak bukit, ke sebuah puri yang tampak seperti istana, dan mengatakan bahwa di sanalah tempat tinggal Ibnu 'Arabi. Dia sangat terkejut melihat betapa tampak sangat duniawinya kehidupan Ibnu'Arabi, apalagi jika dibandingkan dengan guru tercintanya sendiri, yang hanya seorang nelayan sederhana.

Dengan enggan ia melangkahkan kakinya ke arah puri itu. Sepanjang perjalanan ia melalui ladang-ladang yang terawat baik, jalan-jalan yang indah, dan kumpulan-kumpulan domba, kambing dan sapi, setiap kali ia bertanya, i selalu memperoleh jawaban bahwa pemilik semua ladang, lahan dan ternak itu adalah Ibnu'Arabi. Ia bertanya-tanya sendiri, bagaimana mungkin seorang yang sangat materialis seperti itu bisa menjadi sufi terkemuka.

Sesampainya di puri, apa yang paling ditakutinya terbukti. Di sana terlihat kekayaan dan kemewahan yang belum pernah ia bayangkan, bahkan dalam mimpi-mimpinya. Dindingnya terbuat dari marmer dengan ornamen yang diukir dan disusun. Lantainya ditutupi karpet-karpet yang tak ternilai. Para pelayannya mengenakan pakaian dari sutra, yang bahkan  lebih indah dari pakaian orang-orang paling kaya di kampungnya. Ketika menanyakan Ibnu 'Arabi, dikatakan kepadanya bahwa mereka sedang mengunjungi khalifah [1] dan akan segera kembali. Setelah menunggu sebentar, tak lama kemudian terlihatlah olehnya sebuah arak-arakan yang mendatangi puri tersebut. Awalnya tampak pasukan kehormatan dari tentara khalifah, lengkap dengan perisai dan senjata yang berkilauan, duduk di punggung kuda-kuda arab yang indah. Kemudian terlihatlah Ibn 'Arabi, dalam jubah sutra yang lura biasa, mengenakan sorban layaknya seorang sultan.

Ketika si Darwis muda telah diantar menghadap kepada Ibnu 'Arabi, para pelayan lelaki yang tampan dan gadis-gadis pelayan yang cantik segera membawakan mereka kopi dan kue-kue. Si darwis muda pun menyampaikan pesan gurunya. Ia begitu terkejut dan geram ketika Ibnu 'Arabi mengatakan padanya, "Sampaikan kepada gurumu, masalah dirinya adalah bahwa ia masih terikat kepada keduniawian."

Sekembalinya ia ke kampungnya, gurunya ingin sekali mendengar hasil perjalanannnya, apakah ia telah bertemu dengan al-Syaikh al-Akbar. Dengan enggan ia menjawab bahwa ia memang telah berhasil menemuinya. "Nah, bagaimana, apakah beliau menitipkan nasihat untukku?"

Sang darwis mencoba untuk menghindar dari keharusan mengulangi terguran Ibnnu 'Arabi kepada gurunya. Nasihat itu dirasakannya sungguh tidak pantas, mengingat betapa berlimpahnya kemewahan Ibnu 'Arabi dan begitu asketiknya kehidupan gurunya. Di samping itu, ia mulai khawatir akan membuat gurunya tersinggung dengan mengucapkan kembali nasihat semacam itu.

Sang nelayan terus memaksanya bercerita, hingga akhirnya si darwis muda menyampaikan juga apa yang dikatakan Ibnu 'Arabi kepadanya. Meledaklah tangis sang nelayan mendengar terguran Ibnu 'Arabi kepadanya. muridnya, darwis muda itu, terheran-heran dan bertanya, bagaimana mungkin Ibnu 'Arabi, yang hidup dalam kemewahan seperti itu, berani menasihati gurunya gurunya bahwa ia masih terikat kepada keduniawian. "Ia benar!" kata si nelayan, di sela-sela tangisnya. "Ia sungguh tidak peduli sama sekali dengan semua yang ada padanya. Sementara aku, ketika setiap malam menyantap kepala ikan, aku masih saja berharap seandainya saja kepala ikan itu adalah seekor ikan yang utuh."

Maaf bila saya melanggar hak cipta, tetapi saya merasa cerita-cerita dari buku ini seharusnya disampaikan ke orang banyak. Inti cerita ini dalam pemikiran saya yang masih nyeleneh, zuhudlah terlebih dahulu, lalu dunia akan datang dengan mudah bahkan dengan sendirinya diberikan Allah SWT. Tetapi bisa juga diartikan, setelah cukup dunia, barulah zuhud bisa diperoleh. Entah mana yang benar, mungkin tergantung manusia yang menjalaninya.


[1] Ada sebuah masa yang lalu, ketika seorang sufi mengunjungi orang kaya maupun raja merupakan hal yang sangat tabu dan menunjukkan pengharapannya pada materi

Senin, 11 Maret 2013

Pari, Rayfish, Island

Just pics, no narration, enjoy photos from my trip to "Pulau Pari", Kepulauan Seribu, Jakarta!!!



































Kamis, 14 Februari 2013

AFTA, Impor, Lokal, Produk, Pangan

ForBis di MetroTV kemarin membahas topik yang bagus, Proteksi Setengah Hati. Intinya tentang proteksi industri pangan dan petani kita dari invasi impor yang merajalela. Bisa dilihat impor sekarang sudah gila-gilaan, kalau ke supermarket, barang-barang impor bertebaran. Bahaya yang lebih besar kalau impor memasuki lahan pangan sensitif, pokok, atau apalah namanya seperti beras, daging, umbi-umbian.

AFTA atau ACFTA sudah mengancam pasar pangan Indonesia. Coba aja, masa harga jeruk dari Cina bisa lebih murah dari harga jeruk lokal? Apakah mereka menggunakan "cheat"? Tentu tidak, ini hasil dari integrasi pemerintah dengan industri di negerinya. Di ForBis dibahas masalah-masalah di dalam negeri yang menyebabkan harga komoditi lokal lebih mahal dari barang impor.

Jelas lebih mahal, bahan pangan dari luar Jawa atau luar Jakarta bisa melalui 7 distributor sebelum sampai ke konsumen di Jakarta, ada pula penyelundupan dan pemalsuan pupuk yang merugikan petani, juga hasil produksi pangan di Indonesia yang belum mencapai skala industri, terutama holtikultura, yang menyebabkan industri-industri di Indonesia mengutamakan barang impor. Tetapi sesungguhnya produk Indonesia memiliki kelebihan yaitu banyak diantaranya memiliki kualitas lebih bagus dari produk impor.

Juga dibahas kebijakan-kebijakan IMF, WTO, dan kebijakan luar negeri lainnya yang menguntungkan pihak asing. Jika negara lebih memihak kepentingan asing, bagaimna nasib rakyatnya sendiri? Di Jepang beras lokal lebih mahal dari beras impor, tetapi pemerintah Jepang tidak mengimpor beras dan rakyatnya pun membeli beras lokal yang lebih mahal itu secara otomatis. Bahkan hingga taraf kelangkaan beras, Jepang masih belum mengimpor beras, sungguh merupakan contoh pemerintah yang memperhatikan petaninya!
Shinzo Abe, PM Jepang 2012-sekarang

Kita saat ini dituntut untuk lebih mencintai dan membeli produk lokal daripada produk impor. Tetapi bahkan hal ini ada kendalanya, kalau belanja di supermarket sudah jelas ada labelnya mana barang impor atau lokal, nah kalau di pasar, siapa yang tau mana barang impor atau lokal? Kecuali tentu saja penjualnya menyebutkan.

Salah satu solusinya mungkin, propaganda "Cintai Produk Indonesia" harus  ditargetkan tidak hanya ke konsumen, tetapi juga kepada distributor dan industri pangan olahan, bahkan lebih hebat lagi jika ditanamkan mulai dari SD, SMP, dst.


CINTAI PRODUK INDONESIA!

Minggu, 10 Februari 2013

panjang umur, kebahagiaan, dosa

panjang umurnya, panjang umurnya serta mulia
panjang umurnya serta mulia
serta mulia, serta mulia...

Panjang umur merupakan salah satu obsesi manusia sejak dahulu kala, mungkin sejak manusia mengenal konsep umur. Lirik lagu di atas merupakan bukti manusia menginginkan dirinya atau orang lain untuk panjang umur. Bahkan banyak cerita fiksi yang memasukkan unsur ke-panjang umur-an dan bahkan, keabadian. Contohnya antara lain adalah vampir, elf, batu bertuah (yang bisa mengeluarkan "Elixir of Life"), dan unsur lainnya yang berhubungan dengan keabadian.

Tetapi pemikiran saya berkata lain, mungkin ini adalah pemikiran seorang pesimis. Adakah gunanya kehidupan yang panjang jika tidak disertai kebahagiaan, pencapaian hidup, kesuksesan, atau bahkan umur yang panjang tetapi digunakan untuk berbuat dosa, baik disadari maupun tidak disadari? Mungkin yang paling penting dalam hidup adalah kebahagiaan, ultimately, masuk surga. Setiap orang yang mempercayai konsep Surga-Neraka pastilah memiliki tujuan dan keinginan untuk masuk surga, sekalipun kecil keinginannya tersebut.

Lebih baik yang mana, umur panjang, namun dipenuhi perbuatan dosa, kesengsaraan, ujian, cobaan yang serasa tidak berhenti, apakah kita akan tetap memilih umur yang panjang tersebut? Ataukah kita memilih hidup yang sebentar tetapi bahagia, banyak berbuat baik, berguna bagi orang lain, lalu ujung-ujungnya masuk surga pula.

"Do not try to live forever, you will not succeed."
George Bernard Shaw

JIKA saja kita akan mengetahui hidup kita akan seperti apa tentu saja kita, paling tidak saya, akan memilih opsi kedua. Tetapi lebih baik lagi semua hal-hal yang baik dari kedua opsi itu digabungkan, menjadi panjang umur dan bahagia, itu keinginan mayoritas orang-orang yang normal sepertinya. Tetapi kita tidak mengetahui seperti apa kehidupan kita nanti bukan? Bahkan dengan mempelajari masa lalu pun tidak menjamin akan membantu kita menggarungi samudera kehidupan, yang penuh akan konsekuensi pilihan-pilihan kita.

“The older I grow, the more I distrust the familiar doctrine that age brings wisdom.”
H.L. Mencken

Intinya, hiduplah mengikuti hati nurani, karena hati nurani dan insting mempunyai kekuatan membimbing kita menuju kebahagiaan (jika hati tersebut belum mati). Jalankan perintah agama, agama manapun pasti membimbing kita menuju surga. Tetap belajar, terus belajar, hingga usia apapun kita hidup.

"Anyone who stops learning is old, whether at twenty or eighty. Anyone who keeps learning stays young. The greatest thing in life is to keep your mind young."
Henry Ford

Kamis, 31 Januari 2013

load balancing, link aggregation, dual/triple modem?

awalnya sih iseng nyari cara bisa gak kita ngegabungin bandwith dari 2 modem,

search and search, ternyata ada banyak cara dengan berbagai nama, load balancing, link aggregation, stack modem, dll.

Akhirnya saya menemukan artikel di Kaskus [1], dia menggunakan software multiwan

Well, cara ini tidak berhasil di saya. Cari lagi cari lagi, ketemu lagi dengan menggunakan software nat32 [2], ini juga tidak berhasil.

Masalah yang saya temukan adalah, koneksi yang digunakan oleh software-software ini hanyak 1 dari dua koneksi yang saya gunakan, modem cdma rev.A semar dan cable modem.

lalu saya menemukan lagi load balancer dengan pfSense [3], terlalu banyak yang harus dilakukan, bahkan harus mencari vmware dulu, well, skipped.

Terakhir, cara yang bisa dibilang berhasil, pertama saya dapat dari google, saya menemukan artikel [4] tentang Connectify.

Saya cari terus caranya, dapat di Kaskus [5]. Setelah mencoba versi 4.0 dan gagal, lagi. Saya cari versi 4.2, akhirnya bisa, berikut hasilnya 

koneksi semar digabung dengan koneksi cable modem





Saya tidak akan membahas caranya, karena cukup simpel dan cukup mengikuti tutorial di kaskus dan di file yang akan saya share.

oya, skrinsut yang saya berikan belum di peak-nya, koneksi semar masih bisa lebih tinggi lagi.

KELEBIHAN: menggabungkan bandwith koneksi lebih dari satu, sangat optimal untuk download yang menggunakan lebih dari satu koneksi(torrent, idman)
KELEMAHAN: kurang optimal untuk mempercepat browsing dan gaming (terutama ping-nya)

download link: confy 4.2
pass: dodolduren

Selasa, 15 Januari 2013

Zakat (ajaran Islam) Vs Persepuluhan (ajaran Kristen); Antara yang Rasional dan Ketidakpatuhan!

Oleh: Surya Yaya

Kewajiban zakat (dalam Islam), memiliki faedah dan maslahat yang besar. Di antaranya adalah sebagai bentuk bantuan kepada fakir miskin dalam memenuhi kebutuhan- kebutuhannya. Begitu pula, untuk membersihkan jiwa orang yang mengeluarkannya sehingga memiliki sifat kasih sayang, kepedulian, serta terbebas dari sifat yang tercela seperti bakhil, kikir, dan semisalnya.

Disamping itu, kewajiban zakat ini juga bisa menghilangkan pada diri fakir miskin sifat iri, dengki, serta menginginkan apa yang dimiliki orang lain. Sehingga dengan ditunaikannya kewajiban zakat ini, akan terwujud hubungan yang penuh kasih sayang dan saling menghormati terutama di antara orang yang kaya dengan fakir miskin. Allah Shubhanah wa ta'ala menyebutkan dalam firman-Nya:

(artinya) “Ambillah zakat dari sebagian harta mereka, yang dengan zakat itu kamu akan membersihkan mereka (dari akhlak yang jelek) dan menyucikan mereka (sehingga memiliki akhlak yang mulia) serta berdoalah untuk mereka. Sesungguhnya doa kamu itu (menjadi) ketenteraman jiwa bagi mereka. dan Allah Maha Mendengar lagi Maha Mengetahui.” (At-Taubah: 103)

Dan untuk mengetahui sejauh mana kesempurnaan ajaran kedua agama (Islam-Kristen), dalam hal Zakat ini-- yang kalau dalam ajaran Kristen biasa disebut dengan Persepuluhan, berikut kami tampilkan pandangan masing- masing agama, semoga bisa mencerahkan.

Pendapat Amos (Pendeta Nehemia)

Mengeluarkan Zakat

Menurut Surat 9 At Taubah ayat 60 setiap orang muslim harus memberikan zakat atau sedekah kepada fakir miskin pengurus zakat, muallaf (orang yang condong menjadi muslim) musafir, fisabilillah (keperluan agama, pesantren dll). Besarnya zakat atau sedekah yang dikeluarkan ialah 2,5% dari kekayaan yang tertimbun dalam satu tahun.

Memberikan zakat atau sedekah sebagaimana yang diwajibkan dalam Taurat dan Injil berupa perpuluhan dan persembahan, juga diterapkan dalam rukun Islam yang ketiga ini. Dengan demikian rukun Islam yang ketiga pun mengandung unsur-unsur Taurat dan Injil. (hal. 42-43)

Tanggapan H. Ihsan L.S. Mokoginta (Wenseslaus; Mantan Pendeta)

Seperti yang pernah kami jelaskan terdahulu, bahwa kalaupun dalam Al Qur'an terdapat persamaan dengan apa yang ada dalam Taurat dan Injil, itu tidak berarti bahwa Al Qur'an menjiplak dari Alkitab (Bibel) milik anda. Persamaan itu karena sumbernya satu, yaitu sama-sama berasal dari Allah Shubhanahu wa ta'ala. Barangkali di sinilah letak kekeliruan pemikiran Himar Amos yang buta akan Al Qur'an maupun Bibel, kitab sucinya sendiri.

Mengingat kondisi Alkitab (Bibel) belum sempurna, bahkan telah diubah, ditambah, dan banyaknya kebenaran yang disembunyikan di dalamnya, maka diturunkanlah Al Qur'an untuk menyempurnakan sekaligus mengganti kitab tersebut.

Zakat dalam ajaran Al Qur'an, berbeda dengan persepuluhan dalam Bibel. Jika berbeda, tentu salah satu dari dua pasti lebih baik, lebih unggul dan lebih sesuai dengan kemajuan zaman. Untuk itu, mari kita uji.

1. Zakat dalam Al Qur'an

Dalam Al Qur'an, zakat diwajibkan hanya setahun sekali atas barang-barang yang telah dimiliki selama satu tahun penuh, yang nilainya telah mencapai batas-batas ukuran yang disebut nisab.

Jenis yang harus dizakati antara lain, emas dan perak (At Taubah 34), hasil pertanian (Al An'aam 141), laba perniagaan (Al Baqarah 267), tambang (Al Baqarah 267) dan ternak.

Besarnya zakat, hampir semuanya berlaku 2,5 % saja, itupun jika sudah sampai nisab dan haulnya. Jadi segala sesuatu sudah ada aturan mainnya. Yang diberlakukan zakat 10% hanya dari hasil pertanian saja, itupun masih bersyarat.

2. Persepuluhan dalam Bibel

Persepuluhan yaitu mengeluarkan 10 % (sepuluh persen) dari hasil pertanian dan peternakan sebagaimana ayat berikut:

"Demikian juga segala persembahan persepuluhan dari tanah, baik dari hasil benih di tanah maupun dari buah pohon-pohonan,adalah milik TUHAN; itulah persembahan kudus bagi TUHAN. Tetapi jikalau seseorang mau menebus juga sebagian dari persembahan persepuluhannya itu, maka ia harus menambah seperlima. Mengenai segala persembahan persepuluhan dari lembu sapi atau kambing domba, maka dari segala yang lewat dari bawah tongkat gembala waktu dihitung, setiap yang kesepuluh harus menjadi persembahan kudus bagi TUHAN" (Imamat 27:30-32).

Dari bunyi ayat di atas, jelas bahwa persepuluhan itu hanya untuk jenis pertanian dan peternakan saja. Apabila kesulitan dalam menyalurkan persepuluhan tersebut karena tempatnya jauh, maka boleh diberikan berupa uang senilai barang yang dihitung menurut persepuluhan, sesuai dengan ayat berikut:

"Haruslah engkau benar-benar mempersembahkan sepersepuluh dari seluruh hasil benih yang tumbuh di ladangmu, tahun demi tahun. Di hadapan TUHAN, Allahmu, di tempat yang akan dipilih-Nya untuk membuat nama-Nya diam di sana, haruslah engkau memakan persembahan persepuluhan dari gandummu, dari anggurmu dan minyakmu, ataupun dari anak-anak sulung lembu sapimu dan kambing dombamu, supaya engkau belajar untuk selalu takut akan TUHAN, Allahmu. Apabila, dalam hal engkau diberkati TUHAN, Allahmu, jalan itu terlalu jauh bagimu, sehingga engkau tidak dapat mengangkutnya, karena tempat yang akan dipilih TUHAN untuk menegakkan nama-Nya di sana terlalu jauh dari tempatmu, maka haruslah engkau menguangkannya dan membawa uang itu dalam bungkusan dan pergi ke tempat yang akan dipilih TUHAN. Allahmu" (Ulangan 14:22-25).

Jadi dalam Bibel tidak ada yang mengatur soal persepuluhan dari uang tunai baik berupa gaji, deposito, emas, perak serta barang dagangan lainnya selain daripada hasil pertanian dan peternakan.

Selama ini, persepuluhan itu diberlakukan pada segala penghasilan berupa apapun, sehingga gaji pegawai juga dipotong 10 % sebelum diterima oleh yang berhak. Bagi pedagang, diwajibkan menyetor sepersepuluh dari penghasilan mereka kepada pimpinan mereka.

Akibatnya, dewasa ini di negara Amerika dan Eropa yang mayoritas beragama Kristen menyatakan keluar dari agama Kristen supaya gaji mereka tidak dipotong 10% lagi. Oleh sebab itu jangan heran jika di negara- negara Eropa seperti Belanda dan Amerika, ternyata 51 % warganya tidak punya agama. Sebab persepuluhan itu ternyata memberatkan mereka, padahal mereka tidak aktif ke gereja. Itulah yang terjadi di negara Eropa dan Amerika.

Setelah memperbandingkan ajaran zakat dalam Islam dengan persepuluhan dalam Kristen, terbukti bahwa umat Islam jauh lebih patuh dari umat Kristen dalam hal zakat dan persepuluhan.

Apakah anda pernah mendengar ada orang Islam yang berhenti jadi orang Islam atau keluar dari Islam hanya karena takut bayar zakat? Tidak ada, bukan? Bahkan umat Islam sendiri yang menghitung besar zakatnya untuk dikeluarkan demi membersihkan hartanya.

Umat Islam tidak merasa terpaksa dalam hal mengeluarkan zakatnya. Rasanya sangat jarang ada orang Kristen yang punya penghasilan besar, lalu mau mengeluarkan sepersepuluh dari penghasilannya. Sangat disayangkan, hanya sekedar menghindar dari perpuluhan, sebagian umat Kristen di Eropa dan Amerika keluar dari agama Kristen. Ini tentu sangat tragis sekali, padahal mestinya mereka harus patuh, jika ajaran persepuluhan itu benar-benar wahyu Allah.

Jika tidak percaya silahkan anda cek ke Eropa, apakah benar atau tidak bahwa persepuluhan itu sudah ditinggalkan oleh mereka sendiri. Bahkan banyak yang sudah beralih pindah ke Islam, sebab menurut mereka Islam agama yang rasional!

sumber:
http://myquran.org
http://asysyariah.com /
http://muslimsoul.heck.in/zakat-ajaran-islam-vs-persepuluhan-ajara.xhtml
berbagai sumber