Minggu, 28 Februari 2016

Bintang

Wajahnya jenaka
Sedang memasak
Sembari mengaduk
Ia mengusirku pelan

Aku kan hanya melihat
Kenapa harus diusir
Pikirku
Pikiran bocah

Tapi kuturuti juga
Karena dia bintangku

Lalu ku kembali
Kudapati wangi yang menggoda
Perut tak berisi

Ibu, aku lapar

Iya, sebentar lagi masak

Dan ia membiarkanku
Menemaninya di dapur

Sungguh
Tak kudapati lelah di wajahnya

Takkan kulupa
Saat-saat kami
Hanya berdua
Menunggu masak
Suapan nasi
Perut yang kenyang
Dan tidur siang

Rabu, 24 Februari 2016

Terkenang

Di malam di mana lelap tak menghampiri
Akan selalu terkenang
Rasa
Wajah
Sentuhan
Harapan
Pertemuan
Pertengkaran

Lalu sesal menghampiri

Takkan berguna sesal itu, karena
Masa lalu tak dapat diubah
Dan hidup terus berjalan ke depan

Memang sudah jalannya seperti itu, maka
Hanya waktu yang bisa menyembuhkan

Tetapi bukan seperti itu
Justru waktu yang membuktikan kita ada
Tanpa waktu takkan ada kehidupan

Pada akhirnya kenangan membuatmu sadar
Dan selalu terkenang

Selamat jalan
Kumohon biarkan kusimpan kau dalam ingatan

Jumat, 12 Februari 2016

Tak terasa

Di dunia ini ada yang bekerja di belakang layar

Tumbuhan, cacing cacing di tanah
Kau tak merasakan manfaat dari mereka secara langsung

Tetapi mereka selalu ada saat kau butuhkan

Manusia pun begitu, ada yang kerjanya di belakang layar

Selalu ada saat dibutuhkan,
Dan sesungguhnya selalu ada saat jauh
Tapi mungkin tak terasa
Ya karena itu, di belakang layar

Manusia seperti ini lebih pandai bertindak
Dari pada berbicara
Karena itu seringkali tindakannya dianggap salah
Yang seperti ini akan bertahan di sisimu
Karena dia tahan segala hal yang kau lontarkan padanya

Tiga Kali

Maaf
Maaf
Maaf

Kesalahan ada untuk dibuat
Dan semua manusia pasti berbuat salah

Salah
Salah
Salah

Hamba hanyalah makhluk penuh kesalahan

Senin, 08 Februari 2016

Kata

Apalah guna kata-kata
Jika maksud hati tak tersampaikan

Apalah guna kata-kata
Jika yang harus diungkap tak dapat diungkapkan

Apalah guna kata-kata
Jika di seberang sana tak percaya

Apalah guna kata-kata
Jika .....

Lidah yang berbicara berkhianat
Tangan yang menulis berkhianat

dan semua kesalahan menumpuk
menutup kebaikan dibaliknya

Benar
Karena nila setitik rusak susu sebelanga

Rabu, 03 Februari 2016

Pembuktian

Bukankah manusia menantang bahaya untuk membuktikan bahwa dirinya hidup?

Mungkin hanya untuk mereka yang merasa hidupnya dikelilingi tabir.

Jadi adakah gunanya ancaman dosa untuk manusia seperti ini?

Yang bahkan untuk memaknai tujuan hidupnya mereka tak mampu.

Atau mungkin bukan tak mampu, namun tak mau.