Kamis, 31 Januari 2013

load balancing, link aggregation, dual/triple modem?

awalnya sih iseng nyari cara bisa gak kita ngegabungin bandwith dari 2 modem,

search and search, ternyata ada banyak cara dengan berbagai nama, load balancing, link aggregation, stack modem, dll.

Akhirnya saya menemukan artikel di Kaskus [1], dia menggunakan software multiwan

Well, cara ini tidak berhasil di saya. Cari lagi cari lagi, ketemu lagi dengan menggunakan software nat32 [2], ini juga tidak berhasil.

Masalah yang saya temukan adalah, koneksi yang digunakan oleh software-software ini hanyak 1 dari dua koneksi yang saya gunakan, modem cdma rev.A semar dan cable modem.

lalu saya menemukan lagi load balancer dengan pfSense [3], terlalu banyak yang harus dilakukan, bahkan harus mencari vmware dulu, well, skipped.

Terakhir, cara yang bisa dibilang berhasil, pertama saya dapat dari google, saya menemukan artikel [4] tentang Connectify.

Saya cari terus caranya, dapat di Kaskus [5]. Setelah mencoba versi 4.0 dan gagal, lagi. Saya cari versi 4.2, akhirnya bisa, berikut hasilnya 

koneksi semar digabung dengan koneksi cable modem





Saya tidak akan membahas caranya, karena cukup simpel dan cukup mengikuti tutorial di kaskus dan di file yang akan saya share.

oya, skrinsut yang saya berikan belum di peak-nya, koneksi semar masih bisa lebih tinggi lagi.

KELEBIHAN: menggabungkan bandwith koneksi lebih dari satu, sangat optimal untuk download yang menggunakan lebih dari satu koneksi(torrent, idman)
KELEMAHAN: kurang optimal untuk mempercepat browsing dan gaming (terutama ping-nya)

download link: confy 4.2
pass: dodolduren

Selasa, 15 Januari 2013

Zakat (ajaran Islam) Vs Persepuluhan (ajaran Kristen); Antara yang Rasional dan Ketidakpatuhan!

Oleh: Surya Yaya

Kewajiban zakat (dalam Islam), memiliki faedah dan maslahat yang besar. Di antaranya adalah sebagai bentuk bantuan kepada fakir miskin dalam memenuhi kebutuhan- kebutuhannya. Begitu pula, untuk membersihkan jiwa orang yang mengeluarkannya sehingga memiliki sifat kasih sayang, kepedulian, serta terbebas dari sifat yang tercela seperti bakhil, kikir, dan semisalnya.

Disamping itu, kewajiban zakat ini juga bisa menghilangkan pada diri fakir miskin sifat iri, dengki, serta menginginkan apa yang dimiliki orang lain. Sehingga dengan ditunaikannya kewajiban zakat ini, akan terwujud hubungan yang penuh kasih sayang dan saling menghormati terutama di antara orang yang kaya dengan fakir miskin. Allah Shubhanah wa ta'ala menyebutkan dalam firman-Nya:

(artinya) “Ambillah zakat dari sebagian harta mereka, yang dengan zakat itu kamu akan membersihkan mereka (dari akhlak yang jelek) dan menyucikan mereka (sehingga memiliki akhlak yang mulia) serta berdoalah untuk mereka. Sesungguhnya doa kamu itu (menjadi) ketenteraman jiwa bagi mereka. dan Allah Maha Mendengar lagi Maha Mengetahui.” (At-Taubah: 103)

Dan untuk mengetahui sejauh mana kesempurnaan ajaran kedua agama (Islam-Kristen), dalam hal Zakat ini-- yang kalau dalam ajaran Kristen biasa disebut dengan Persepuluhan, berikut kami tampilkan pandangan masing- masing agama, semoga bisa mencerahkan.

Pendapat Amos (Pendeta Nehemia)

Mengeluarkan Zakat

Menurut Surat 9 At Taubah ayat 60 setiap orang muslim harus memberikan zakat atau sedekah kepada fakir miskin pengurus zakat, muallaf (orang yang condong menjadi muslim) musafir, fisabilillah (keperluan agama, pesantren dll). Besarnya zakat atau sedekah yang dikeluarkan ialah 2,5% dari kekayaan yang tertimbun dalam satu tahun.

Memberikan zakat atau sedekah sebagaimana yang diwajibkan dalam Taurat dan Injil berupa perpuluhan dan persembahan, juga diterapkan dalam rukun Islam yang ketiga ini. Dengan demikian rukun Islam yang ketiga pun mengandung unsur-unsur Taurat dan Injil. (hal. 42-43)

Tanggapan H. Ihsan L.S. Mokoginta (Wenseslaus; Mantan Pendeta)

Seperti yang pernah kami jelaskan terdahulu, bahwa kalaupun dalam Al Qur'an terdapat persamaan dengan apa yang ada dalam Taurat dan Injil, itu tidak berarti bahwa Al Qur'an menjiplak dari Alkitab (Bibel) milik anda. Persamaan itu karena sumbernya satu, yaitu sama-sama berasal dari Allah Shubhanahu wa ta'ala. Barangkali di sinilah letak kekeliruan pemikiran Himar Amos yang buta akan Al Qur'an maupun Bibel, kitab sucinya sendiri.

Mengingat kondisi Alkitab (Bibel) belum sempurna, bahkan telah diubah, ditambah, dan banyaknya kebenaran yang disembunyikan di dalamnya, maka diturunkanlah Al Qur'an untuk menyempurnakan sekaligus mengganti kitab tersebut.

Zakat dalam ajaran Al Qur'an, berbeda dengan persepuluhan dalam Bibel. Jika berbeda, tentu salah satu dari dua pasti lebih baik, lebih unggul dan lebih sesuai dengan kemajuan zaman. Untuk itu, mari kita uji.

1. Zakat dalam Al Qur'an

Dalam Al Qur'an, zakat diwajibkan hanya setahun sekali atas barang-barang yang telah dimiliki selama satu tahun penuh, yang nilainya telah mencapai batas-batas ukuran yang disebut nisab.

Jenis yang harus dizakati antara lain, emas dan perak (At Taubah 34), hasil pertanian (Al An'aam 141), laba perniagaan (Al Baqarah 267), tambang (Al Baqarah 267) dan ternak.

Besarnya zakat, hampir semuanya berlaku 2,5 % saja, itupun jika sudah sampai nisab dan haulnya. Jadi segala sesuatu sudah ada aturan mainnya. Yang diberlakukan zakat 10% hanya dari hasil pertanian saja, itupun masih bersyarat.

2. Persepuluhan dalam Bibel

Persepuluhan yaitu mengeluarkan 10 % (sepuluh persen) dari hasil pertanian dan peternakan sebagaimana ayat berikut:

"Demikian juga segala persembahan persepuluhan dari tanah, baik dari hasil benih di tanah maupun dari buah pohon-pohonan,adalah milik TUHAN; itulah persembahan kudus bagi TUHAN. Tetapi jikalau seseorang mau menebus juga sebagian dari persembahan persepuluhannya itu, maka ia harus menambah seperlima. Mengenai segala persembahan persepuluhan dari lembu sapi atau kambing domba, maka dari segala yang lewat dari bawah tongkat gembala waktu dihitung, setiap yang kesepuluh harus menjadi persembahan kudus bagi TUHAN" (Imamat 27:30-32).

Dari bunyi ayat di atas, jelas bahwa persepuluhan itu hanya untuk jenis pertanian dan peternakan saja. Apabila kesulitan dalam menyalurkan persepuluhan tersebut karena tempatnya jauh, maka boleh diberikan berupa uang senilai barang yang dihitung menurut persepuluhan, sesuai dengan ayat berikut:

"Haruslah engkau benar-benar mempersembahkan sepersepuluh dari seluruh hasil benih yang tumbuh di ladangmu, tahun demi tahun. Di hadapan TUHAN, Allahmu, di tempat yang akan dipilih-Nya untuk membuat nama-Nya diam di sana, haruslah engkau memakan persembahan persepuluhan dari gandummu, dari anggurmu dan minyakmu, ataupun dari anak-anak sulung lembu sapimu dan kambing dombamu, supaya engkau belajar untuk selalu takut akan TUHAN, Allahmu. Apabila, dalam hal engkau diberkati TUHAN, Allahmu, jalan itu terlalu jauh bagimu, sehingga engkau tidak dapat mengangkutnya, karena tempat yang akan dipilih TUHAN untuk menegakkan nama-Nya di sana terlalu jauh dari tempatmu, maka haruslah engkau menguangkannya dan membawa uang itu dalam bungkusan dan pergi ke tempat yang akan dipilih TUHAN. Allahmu" (Ulangan 14:22-25).

Jadi dalam Bibel tidak ada yang mengatur soal persepuluhan dari uang tunai baik berupa gaji, deposito, emas, perak serta barang dagangan lainnya selain daripada hasil pertanian dan peternakan.

Selama ini, persepuluhan itu diberlakukan pada segala penghasilan berupa apapun, sehingga gaji pegawai juga dipotong 10 % sebelum diterima oleh yang berhak. Bagi pedagang, diwajibkan menyetor sepersepuluh dari penghasilan mereka kepada pimpinan mereka.

Akibatnya, dewasa ini di negara Amerika dan Eropa yang mayoritas beragama Kristen menyatakan keluar dari agama Kristen supaya gaji mereka tidak dipotong 10% lagi. Oleh sebab itu jangan heran jika di negara- negara Eropa seperti Belanda dan Amerika, ternyata 51 % warganya tidak punya agama. Sebab persepuluhan itu ternyata memberatkan mereka, padahal mereka tidak aktif ke gereja. Itulah yang terjadi di negara Eropa dan Amerika.

Setelah memperbandingkan ajaran zakat dalam Islam dengan persepuluhan dalam Kristen, terbukti bahwa umat Islam jauh lebih patuh dari umat Kristen dalam hal zakat dan persepuluhan.

Apakah anda pernah mendengar ada orang Islam yang berhenti jadi orang Islam atau keluar dari Islam hanya karena takut bayar zakat? Tidak ada, bukan? Bahkan umat Islam sendiri yang menghitung besar zakatnya untuk dikeluarkan demi membersihkan hartanya.

Umat Islam tidak merasa terpaksa dalam hal mengeluarkan zakatnya. Rasanya sangat jarang ada orang Kristen yang punya penghasilan besar, lalu mau mengeluarkan sepersepuluh dari penghasilannya. Sangat disayangkan, hanya sekedar menghindar dari perpuluhan, sebagian umat Kristen di Eropa dan Amerika keluar dari agama Kristen. Ini tentu sangat tragis sekali, padahal mestinya mereka harus patuh, jika ajaran persepuluhan itu benar-benar wahyu Allah.

Jika tidak percaya silahkan anda cek ke Eropa, apakah benar atau tidak bahwa persepuluhan itu sudah ditinggalkan oleh mereka sendiri. Bahkan banyak yang sudah beralih pindah ke Islam, sebab menurut mereka Islam agama yang rasional!

sumber:
http://myquran.org
http://asysyariah.com /
http://muslimsoul.heck.in/zakat-ajaran-islam-vs-persepuluhan-ajara.xhtml
berbagai sumber

Sabtu, 05 Januari 2013

Zodiac Murders, Tokyo

Tokyo Zodiac Murders, bagi pecinta film misteri dan detektif tentu akan ingat film Zodiac, film yang dirilis tahun 2007 tentang pembunuh berantai yang tidak tertangkap hingga dia meninggal sekitar 30 tahun sejak melakukan pembunuhan pertamanya. Tetapi tidak, buku ini tidak diinspirasi dari film itu, bahkan jika buku ini dibuat film, menurut saya akan lebih hebat dari film itu.

Zodiac (2007)
Di awal cerita (prolog), anda disuguhkan surat terakhir peninggalan dari sang pembunuh sepanjang 30 halaman, yang isinya banyak berhubungan dengan motif pembunuhan. Sang pembunuh percaya ia dapat membangkitkan dewi yang akan menyelamatkan Jepang dengan mengorbankan 6 anaknya (yang kebetulan zodiaknya berbeda-beda dan sesuai keperluan ritual pengorbanan) dan memutilasi lalu menggabungkan potongan-potongan tubuh mereka. Dia banyak menceritakan astrologi, yang menunjukkan ketertarikannya pada astrologi, cukup aneh mengingat pekerjaannya adalah pelukis. Tetapi semua pembunuh berantai di film atau buku-buku memang aneh dan menderita gangguan mental, mungkin di dunia nyata juga seperti itu.

Kita lalu diperkenalkan pada Kiyoshi Mitarai, seorang peramal yang kadang mengambil pekerjaan sebagai detektif lepas, hobi lebih tepatnya, karena dia hanya mencari kepuasan dari memecahkan kasus-kasus yang ditanganinya. Cerita diambil dari sudut pandang Kazumi Ishioka, penggemar berat misteri, sekaligus teman baik Mitarai. Hubungan mereka menurut saya mirip seperti Holmes dan Watson. Perbedaannya di sini, Ishioka lebih aktif dalam hal penyelidikan dibanding Watson, bahkan di tengah-tengah cerita mereka berpisah jalan untuk menjalani penyelidikan masing-masing.

Seperti Holmes, Mitarai nyentrik, pribadi yang aneh (tetapi tidak sampai menderita gangguan mental) berotak cemerlang. Dia bahkan mengkritik Holmes di awal cerita tentang "glitch" dalam karya Arthur Conan Doyles tersebut, yang tidak pernah saya sadari saat membaca Sherlock Holmes. "Glitch" dalam "Sabuk Berbintik" misalnya,

"Kisahnya tentang seekor ular, betul? Kalau kau menyimpan seekor ular dalam brankas, sebentar saja dia akan kehilangan oksigen. Dan seandainya dia bertahan hidup, ular tidak minum susu. Apa kau pernah melihat reptil menyusui bayinya? Hanya mamalia yang melakukan itu. Dan bagaimana dengan pria yang bersiul memanggil ular? Pada kenyataannya ular tidak dapat dilatih. Mereka tidak punya telinga, jadi bagaimana mereka bisa menuruti perintah seorang pria? Ini masalah logika."
Salah satu kisah Holmes yang dikritik Mitarai
Kemampuan deduksi Mitarai menurut saya setara dengan Holmes, walaupun metode penyelidikannya sangat berbeda dengan Holmes. Mitarai menggabungkan fakta-fakta, dan bertumpu pada brainstorming sedangkan Holmes lebih suka melakukan penyelidikan lapangan.

Buku ini dapat menyerap anda masuk ke dalam cerita, entah sebagai orang ketiga, sebagai pembunuh, atau Ishioka. Gaya cerita Soji Shimada, penulis buku ini, seperti air yang mengalir tenang di sungai, yang kadang menemui air terjun, penuh berbagai informasi yang harus anda cerna terlebih dahulu, karena Soji Shimada memasukkan berbagai informasi yang diperlukan untuk memecahkan kasus ini, sehingga ia menantang pembaca untuk memecahkannya di akhir cerita.



Denah TKP, informasi yang bagus untuk memecahkan pembunuhan bukan?
Seperti game RPG, anda akan merasa ikut menjadi pendamping Mitarai memecahkan kasus, atau bahkan ingin ikut memecahkan kasus ini sendiri. Bahkan hingga seminggu setelah selesai membaca buku ini, saya masih merasa menyesal, seakan-akan saya yang membunuh dan melakukan mutilasi, dan membayangkan proses dan hasil mutilasi (hii!). Penggemar cerita misteri seharusnya membaca buku ini (dan menonton film Zodiac jika belum).

Jumat, 04 Januari 2013

trauma, pasca, penyesalan

"Penyesalan selalu datang terlambat."

"Nasi sudah menjadi bubur."

Ya, penyesalan memang selalu datang terlambat, jika datang duluan, bukan penyesalan namanya. Mungkin diantara kita ada yang pernah merasakan penyesalan akan tindakan2 di masa lalu, bagaimanapun juga, hal yang sudah berlalu tidak bisa dirubah lagi hanya bisa dijadikan pelajaran.

Diantara penyesalan yang ada di hati saya sekarang ini adalah kekalahan, kekalahan dalam suatu turnamen, tidak perlu disebut turnamen apa dan apa. Saat itu saya kapten tim, dan hingga kini, kekalahan di final itu terus menerus saya pikirkan dan sesalkan. "Move on dong !" pasti nasihat pertama orang-orang yang membaca ini. Tidak semudah itu, dan tidak sesederhana itu.

Dapat kita lihat di film Rambo, First Blood, post traumatic disorder pasca perang menyerang Rambo. Dia terus membayangkan teman-temannya yang tewas di dekatnya, sebagai satu-satunya orang yang selamat dari timnya, tentulah penyesalan yang sangat dalam ada di dirinya. Walaupun Rambo adalah karya fiksi, tetapi penyakit veteran perang adalah nyata, benar adanya. Diantara nama perang bahkan disebut sebagai penggolongan berbagai penyakit, Gulf War Syndrome. Dimana sindrom ini melanda para veteran Perang Teluk.

Tentu saja, dalam kasus saya tidak separah itu, tatapi hingga kini, saya masih terus memikirkan skenario-skenario lain dalam pertandingan final yang sangat menentukan itu. Memikirkan apa saja yang dapat, yang seharusnya saya lakukan untuk memenangkan pertandingan, memikirkan wajah teman-teman saya yang kecewa, sedih. Saya tidak tahu bagaimana perasaan teman-teman satu tim saya saat ini tentang pertandingan itu, tetapi pasti di lubuk hati mereka masih ada penyesalan.

Sungguh, bagi seseorang yang tidak menyukai kekalahan, seseorang yang berjiwa pemenang, satu kekalahan dapat merubah hidupnya.

“Anyone can deal with victory. Only the mighty can bear defeat.”
― Adolf Hitler