Zodiac (2007) |
Kita lalu diperkenalkan pada Kiyoshi Mitarai, seorang peramal yang kadang mengambil pekerjaan sebagai detektif lepas, hobi lebih tepatnya, karena dia hanya mencari kepuasan dari memecahkan kasus-kasus yang ditanganinya. Cerita diambil dari sudut pandang Kazumi Ishioka, penggemar berat misteri, sekaligus teman baik Mitarai. Hubungan mereka menurut saya mirip seperti Holmes dan Watson. Perbedaannya di sini, Ishioka lebih aktif dalam hal penyelidikan dibanding Watson, bahkan di tengah-tengah cerita mereka berpisah jalan untuk menjalani penyelidikan masing-masing.
Seperti Holmes, Mitarai nyentrik, pribadi yang aneh (tetapi tidak sampai menderita gangguan mental) berotak cemerlang. Dia bahkan mengkritik Holmes di awal cerita tentang "glitch" dalam karya Arthur Conan Doyles tersebut, yang tidak pernah saya sadari saat membaca Sherlock Holmes. "Glitch" dalam "Sabuk Berbintik" misalnya,
"Kisahnya tentang seekor ular, betul? Kalau kau menyimpan seekor ular dalam brankas, sebentar saja dia akan kehilangan oksigen. Dan seandainya dia bertahan hidup, ular tidak minum susu. Apa kau pernah melihat reptil menyusui bayinya? Hanya mamalia yang melakukan itu. Dan bagaimana dengan pria yang bersiul memanggil ular? Pada kenyataannya ular tidak dapat dilatih. Mereka tidak punya telinga, jadi bagaimana mereka bisa menuruti perintah seorang pria? Ini masalah logika."
Salah satu kisah Holmes yang dikritik Mitarai |
Buku ini dapat menyerap anda masuk ke dalam cerita, entah sebagai orang ketiga, sebagai pembunuh, atau Ishioka. Gaya cerita Soji Shimada, penulis buku ini, seperti air yang mengalir tenang di sungai, yang kadang menemui air terjun, penuh berbagai informasi yang harus anda cerna terlebih dahulu, karena Soji Shimada memasukkan berbagai informasi yang diperlukan untuk memecahkan kasus ini, sehingga ia menantang pembaca untuk memecahkannya di akhir cerita.
Denah TKP, informasi yang bagus untuk memecahkan pembunuhan bukan? |