Minggu, 28 Februari 2016

Bintang

Wajahnya jenaka
Sedang memasak
Sembari mengaduk
Ia mengusirku pelan

Aku kan hanya melihat
Kenapa harus diusir
Pikirku
Pikiran bocah

Tapi kuturuti juga
Karena dia bintangku

Lalu ku kembali
Kudapati wangi yang menggoda
Perut tak berisi

Ibu, aku lapar

Iya, sebentar lagi masak

Dan ia membiarkanku
Menemaninya di dapur

Sungguh
Tak kudapati lelah di wajahnya

Takkan kulupa
Saat-saat kami
Hanya berdua
Menunggu masak
Suapan nasi
Perut yang kenyang
Dan tidur siang

Tidak ada komentar: