Wajahnya jenaka
Sedang memasak
Sembari mengaduk
Ia mengusirku pelan
Aku kan hanya melihat
Kenapa harus diusir
Pikirku
Pikiran bocah
Tapi kuturuti juga
Karena dia bintangku
Lalu ku kembali
Kudapati wangi yang menggoda
Perut tak berisi
Ibu, aku lapar
Iya, sebentar lagi masak
Dan ia membiarkanku
Menemaninya di dapur
Sungguh
Tak kudapati lelah di wajahnya
Takkan kulupa
Saat-saat kami
Hanya berdua
Menunggu masak
Suapan nasi
Perut yang kenyang
Dan tidur siang
Minggu, 28 Februari 2016
Rabu, 24 Februari 2016
Terkenang
Di malam di mana lelap tak menghampiri
Akan selalu terkenang
Rasa
Wajah
Sentuhan
Harapan
Pertemuan
Pertengkaran
Lalu sesal menghampiri
Takkan berguna sesal itu, karena
Masa lalu tak dapat diubah
Dan hidup terus berjalan ke depan
Memang sudah jalannya seperti itu, maka
Hanya waktu yang bisa menyembuhkan
Tetapi bukan seperti itu
Justru waktu yang membuktikan kita ada
Tanpa waktu takkan ada kehidupan
Pada akhirnya kenangan membuatmu sadar
Dan selalu terkenang
Selamat jalan
Kumohon biarkan kusimpan kau dalam ingatan
Akan selalu terkenang
Rasa
Wajah
Sentuhan
Harapan
Pertemuan
Pertengkaran
Lalu sesal menghampiri
Takkan berguna sesal itu, karena
Masa lalu tak dapat diubah
Dan hidup terus berjalan ke depan
Memang sudah jalannya seperti itu, maka
Hanya waktu yang bisa menyembuhkan
Tetapi bukan seperti itu
Justru waktu yang membuktikan kita ada
Tanpa waktu takkan ada kehidupan
Pada akhirnya kenangan membuatmu sadar
Dan selalu terkenang
Selamat jalan
Kumohon biarkan kusimpan kau dalam ingatan
Jumat, 12 Februari 2016
Tak terasa
Di dunia ini ada yang bekerja di belakang layar
Tumbuhan, cacing cacing di tanah
Kau tak merasakan manfaat dari mereka secara langsung
Tetapi mereka selalu ada saat kau butuhkan
Manusia pun begitu, ada yang kerjanya di belakang layar
Selalu ada saat dibutuhkan,
Dan sesungguhnya selalu ada saat jauh
Tapi mungkin tak terasa
Ya karena itu, di belakang layar
Manusia seperti ini lebih pandai bertindak
Dari pada berbicara
Karena itu seringkali tindakannya dianggap salah
Yang seperti ini akan bertahan di sisimu
Karena dia tahan segala hal yang kau lontarkan padanya
Tumbuhan, cacing cacing di tanah
Kau tak merasakan manfaat dari mereka secara langsung
Tetapi mereka selalu ada saat kau butuhkan
Manusia pun begitu, ada yang kerjanya di belakang layar
Selalu ada saat dibutuhkan,
Dan sesungguhnya selalu ada saat jauh
Tapi mungkin tak terasa
Ya karena itu, di belakang layar
Manusia seperti ini lebih pandai bertindak
Dari pada berbicara
Karena itu seringkali tindakannya dianggap salah
Yang seperti ini akan bertahan di sisimu
Karena dia tahan segala hal yang kau lontarkan padanya
Tiga Kali
Maaf
Maaf
Maaf
Kesalahan ada untuk dibuat
Dan semua manusia pasti berbuat salah
Salah
Salah
Salah
Hamba hanyalah makhluk penuh kesalahan
Maaf
Maaf
Kesalahan ada untuk dibuat
Dan semua manusia pasti berbuat salah
Salah
Salah
Salah
Hamba hanyalah makhluk penuh kesalahan
Senin, 08 Februari 2016
Kata
Apalah guna kata-kata
Jika maksud hati tak tersampaikan
Apalah guna kata-kata
Jika yang harus diungkap tak dapat diungkapkan
Apalah guna kata-kata
Jika di seberang sana tak percaya
Apalah guna kata-kata
Jika .....
Lidah yang berbicara berkhianat
Tangan yang menulis berkhianat
dan semua kesalahan menumpuk
menutup kebaikan dibaliknya
Benar
Karena nila setitik rusak susu sebelanga
Jika maksud hati tak tersampaikan
Apalah guna kata-kata
Jika yang harus diungkap tak dapat diungkapkan
Apalah guna kata-kata
Jika di seberang sana tak percaya
Apalah guna kata-kata
Jika .....
Lidah yang berbicara berkhianat
Tangan yang menulis berkhianat
dan semua kesalahan menumpuk
menutup kebaikan dibaliknya
Benar
Karena nila setitik rusak susu sebelanga
Rabu, 03 Februari 2016
Pembuktian
Bukankah manusia menantang bahaya untuk membuktikan bahwa dirinya hidup?
Mungkin hanya untuk mereka yang merasa hidupnya dikelilingi tabir.
Jadi adakah gunanya ancaman dosa untuk manusia seperti ini?
Yang bahkan untuk memaknai tujuan hidupnya mereka tak mampu.
Atau mungkin bukan tak mampu, namun tak mau.
Mungkin hanya untuk mereka yang merasa hidupnya dikelilingi tabir.
Jadi adakah gunanya ancaman dosa untuk manusia seperti ini?
Yang bahkan untuk memaknai tujuan hidupnya mereka tak mampu.
Atau mungkin bukan tak mampu, namun tak mau.
Langganan:
Postingan (Atom)